Selasa, 26 Agustus 2014

RIVIEW TRIPOD AUCTUS 283AT

Jika anda adalah seorang fotografer yang sering naik turun gunung, atau mungkin anda senang bereksperimen dengan foto wild life. landscape, slowspeed, maupun outdoor fotografi lainnya, biasanya anda akan membutuhkan tripod kokoh yang mampu berdiri stabil menopang kamera DSLR dengan lensa tele anda. pada kesempatan kali ini  saya  akan membahas tentang tripod kokoh yang memang didesain untuk segala aktifitas fotografi, baik indoor maupun outdoor.



Extended height1700 (mm)
Folded height680 (mm)
Weight3.02 (kg)
Maximum loading capacity14 (kg)
Extended height66.875 (inch)
Folded height26.75 (inch)
Weight7.06 (lbs)
Maximum loading capacity30.9 (lbs)
Number of Leg Sections3
Leg Diameter28 (mm)
Head SpecsNo
Bubble level (pcs)Yes
Quick shoe includedNo

GEORGE EASTMAN, PENEMU EMULSI GELATIN DAN ROL FILM

Pada tahun 1880-an, dikembangkannya dua penemuan baru yaitu emulsi gelatin dimana silver salts dapat  diletakkan sebagai emulsi, keuntungan dari gelatin adalah cepat kering dan dapat diaplikasikan pada penemuan lainnya, yaitu rol film. Rol film menjadi suatu revolusi dalam dunia fotografi, karna memungkinkan semua orang untuk menikmatinya, dibandingkan sebelumnya dimana fotografi terbatas hanya untuk para profesional karna prosesnya yang komplikasi.

Seorang berasal dari Amerika bernama George Eastman menjadi popular karna menciptakan alat yang dapat memproduksi rol film dalam jumlah besar. Produknya kemudian ia sebut Eastman’s American Film, emulsi gelatin tipis yang ditempelkan pada satu rol kertas. Melalui kegigihan George Eastman, dunia fotografi mengalami perkembangan yang lebih pesat. Rol film memberikan banyak kemudahan dan sangat praktis dalam penggunaannya. Sampai akhirnya. Eastman’s American Film memproduksi rol kertas tipis yang dilapisi emulsi gelatin. Dalam perkembangannya, emulsi dipisahkan dari kertas yang tidak tembus cahaya, sehingga dihasilkan film negatif yang siap untuk dicahayai. Film baru ini mengguncang dunia fotografi, sekaligus memungkinkan terciptanya kamera yang praktis, tidak berat, dan tidak mahal. Pada tahun 1888, Eastman memperkenalkan kamera kotak (box camera) dengan merek Kodak yang dilengkapi dengan rol film yang cukup untuk membuat 100 gambar. Kamera berseri Kodak nomor 1 ini menawarkan kepraktisan yang belum pernah ada sebelumnya, membuat penemuan kamera ini menjadi sangat popular pada saat itu. Dengan munculnya kamera ini, semakin banyak orang yang tertarik pada dunia fotografi.

Selain harganya relatif murah, ringan untuk dibawa, dan yang terpenting mudah dalam pengoprasiannya. Disamping itu, waktu eksposur yang dapat dibuat kamera ini pun sangat singkat. Dengan kecepatan tunggal 1/25 detik dan lensa focus tetap (fixed focus lens). Artinya subyek tidak perlu lagi diam mematung ketika diambil gambarnya. Kamera ini mampu merekam semua objek dengan jelas, pada jarak lebih dari 8 kaki.
Setelah usai digunakan untuk memprosesnya, pemakai mengirim kamera ke Eastman Company untuk diproses dan dicetak. Setelah selesai proses dan cetak, kamera diisi lalu dikirim kembali ke pemakai.

Sukses Eastman’s Kodak diikuti dengan penemuan yang dilakukan oleh stafnya Hannibal Goodwin. Goodwin membuat rol film yang transparan terbuat dari plastik yang fleksibel, yang dilapisi dengan emulsi tipis, dan cukup kuat untuk digunakan tanpa kertas penahan. Sejak itu, era baru dalam dunia fotografi dimulai, dengan kamera yang mudah ditangani.

Tips Membeli Kamera Second

Bagi yang membutuhkan kamera DSLR untuk melakukan pekerjaan atau hobby motret tapi hanya memiliki dana yang cukup untuk memiliki kamera DSLR second, mungkin tips ini saja yang bisa dapat membantu anda untuk menentukan pilihan :

1.  Periksa keadaan umum kamera, hindari kamera dengan cacat yang nyata. Cat body kamera yang sudah aus atau mengelupas menandakan umur kamera yang tinggal sedikit karena sudah sangat sering dipakai.

2 . Periksa kondisi mirror reflexnya, mungkin ada yang cacat atau retak cerminnya lalu lakukan tes apakah fungsinya masih bekerja dengan baik.

3 . Tes sistem autofokusnya, lihat di viewfinder apakah setiap titik autofokusnya masih bekerja sesuai pengesetan dan masih merespon dengan akurat atau tidak.

4 . Cek fungsi shutternya, tes shutter speednya pada setiap kecepatan apakah masih berfungsi normal sesuai pengesetan dan langsung merespon ketika tombol ditekan.

5 . Lihat viewfindernya, pastikan dalam keadaan bersih dan tidak buram, hindari adanya cacat di viewfinder yang akan berpengaruh langsung pada hasil pemotretan anda.

6 . Pastikan setiap mode eksposur dan fungsi kamera bekerja dengan benar, jangan beranggapan bahwa setiap fungsi kamera bekerja dengan benar tanpa kita melakukan tes terhadapnya.

7 . Periksa LCD panelnya, cek apakah setiap ikon ditampilkan dengan benar, lihat ketika menampilkan preview hasil pemotretan hindari kemungkinan adanya dead pixel.

8 . Lihat mount lensa pada body kamera, pastikan masih mulus atau sempurna, tidak ada cacat atau bekas benturan. Periksa keadaan pin dan gir levelnya.

9 . Coba buka tutup tempat kartu memorinya, CF atau SD card, masuk dan keluarkan kartu memorinya apakah masih pas dan normal.

10 . Periksa seluruh elektronik kontaknya, seperti; hot shoe, kompartemen battery, colokan USB dan video, trigger flash, dari kemungkinan adanya karat dan tidak berfungsi.

11 . Cek seluruh tombol, putar setiap dial apakah masih berfungsi dengan normal.

12 . Tanyakan harga untuk body dan lensanya, apakah sesuai dengan harga pasaran, jika sesuai anda bisa lanjutkan dengan tawar-menawar lalu tentukan pilihan anda.